Globalisasi telah memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan fashion hijab di Indonesia, menjadikannya lebih dari sekadar kewajiban religius menjadi bagian dari identitas budaya, gaya hidup, dan bahkan komoditas ekonomi. Salah satu pengaruh utama globalisasi terhadap fashion hijab adalah meningkatnya eksposur terhadap tren global melalui media massa dan media sosial. Platform seperti Instagram dan TikTok memungkinkan para hijabi influencer membagikan gaya berpakaian mereka, menginspirasi banyak wanita Muslim untuk mengenakan hijab dengan cara yang modis namun tetap sesuai syariat. Hal ini menciptakan komunitas global yang saling terhubung dan mempercepat penyebaran tren hijab modern.
Di Indonesia, fenomena ini terlihat jelas dengan munculnya komunitas Hijabers dan desainer lokal seperti Dian Pelangi yang mempopulerkan busana muslim kontemporer. Mereka berhasil menggabungkan nilai-nilai keislaman dengan estetika modern, menjadikan hijab sebagai simbol identitas yang kuat sekaligus ekspresi diri. Namun, globalisasi juga membawa tantangan. Komersialisasi hijab dapat menggeser makna spiritualnya, menjadikannya sekadar tren fashion. Beberapa wanita mungkin lebih fokus pada gaya dan merek daripada nilai-nilai yang mendasari penggunaan hijab. Selain itu, tekanan untuk mengikuti tren dapat mendorong perilaku konsumtif, yang bertentangan dengan prinsip kesederhanaan dalam Islam.
Meskipun demikian, globalisasi juga membuka peluang ekonomi. Indonesia, misalnya, telah menjadi salah satu produsen fashion muslim terbesar di dunia, dengan merek-merek lokal yang menembus pasar internasional. Pemerintah bahkan menargetkan ekspor fashion muslim ke negara-negara Timur Tengah, menunjukkan potensi besar sektor ini dalam perekonomian nasional. Secara keseluruhan, globalisasi memberikan dampak positif dan negatif terhadap fashion hijab. Di satu sisi, ia memperkaya pilihan dan memperkuat identitas Muslimah di kancah global. Di sisi lain, ia menuntut kebijaksanaan dalam menyikapi tren agar tidak mengaburkan nilai-nilai spiritual yang mendasari penggunaan hijab.
Globalisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap fashion hijab, baik secara positif maupun negatif. Berikut adalah beberapa pengaruh utama globalisasi terhadap fashion hijab: Positif Globalisasi terhadap Fashion Hijab :
Pengaruh Positif Globalisasi terhadap Fashion Hijab :
Keragaman Gaya dan Inovasi Desain
Globalisasi membawa masuk berbagai inspirasi mode dari seluruh dunia. Desainer hijab kini menggabungkan unsur budaya lokal dengan tren global, menciptakan gaya hijab yang lebih modern, stylish, dan variatif.-
Peningkatan Akses terhadap Produk Fashion Hijab
Platform e-commerce internasional memungkinkan masyarakat di berbagai negara untuk membeli dan mengenakan produk hijab dari merek-merek global maupun lokal dengan lebih mudah. -
Meningkatkan Eksistensi Hijab di Dunia Internasional
Banyak desainer dan selebritas berhijab yang dikenal secara global, sehingga hijab tidak lagi dianggap asing di dunia fashion internasional. Ini mendukung inklusivitas dalam dunia mode. -
Tumbuhnya Industri Modest Fashion
Globalisasi membuka peluang besar bagi industri modest fashion (busana santun), termasuk hijab. Banyak negara mengadakan ajang fashion muslim internasional seperti Indonesia Muslim Fashion Week atau London Modest Fashion Week Media Sosial dan Influencer
Munculnya influencer hijab dari berbagai negara mempercepat penyebaran tren dan mendorong lebih banyak perempuan Muslim untuk berekspresi melalui fashion dengan tetap menjaga nilai-nilai agama.Pengaruh Negatif Globalisasi terhadap Fashion Hijab :
-
Komersialisasi dan Hilangnya Nilai Religius
Dalam beberapa kasus, hijab lebih dilihat sebagai tren mode daripada simbol keimanan. Ini dapat menggeser makna spiritual hijab menjadi semata-mata gaya berpakaian. -
Konsumerisme
Munculnya tren hijab yang berubah-ubah mendorong gaya hidup konsumtif. Banyak orang merasa harus terus membeli produk fashion baru agar tetap “kekinian”. -
Standardisasi Kecantikan Barat
Globalisasi dapat membawa standar kecantikan yang cenderung Barat, yang kadang bertentangan dengan nilai-nilai lokal atau agama. Ini dapat mempengaruhi cara berpakaian bahkan dalam konteks berhijab. -
Homogenisasi Budaya
Globalisasi bisa mengurangi keunikan gaya hijab tradisional suatu daerah karena tren global cenderung mendominasi. Misalnya, gaya hijab dari Timur Tengah atau Turki lebih sering dijadikan standar dibanding gaya lokal Indonesia seperti kerudung segi empat tradisional.
Sumber: https://journal.appisi.or.id/index.php/risoma/article/download/72/94/345
-
0 komentar:
Posting Komentar